Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Psikodiagnostik: Observasi (Jenis Observasi)


Observasi

Observasi adalah mengamati sebuah perilaku atau peristiwa, seorang observer harus mampu menetapkan fokus dari objek yang akan diamatinya. Observasi merupakan salah satu kegiatan ilmiah empiris yang mendasarkan pada fakta-fakta lapangan ataupun teks, melalui panca indrs tanpa menggunakan manipulasi apapun. Observasi disini memiliki tujuan yaitu deskripsi. Untuk mendekati fenomena sosial, seorang obsever atau pengamat perlu memiliki kedekatan akses dengan setting dan subjek penelitian. Teknik observasi harus memperhatikan prinsip etis, artinya menghormati harkat dan martabat kemanusiaan, privasi dan kerahasiaan subjek, keadilan dan inklusivitas, memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan. Dalam proses obsetvasi terdapat tujuh karakteristik yang selanjutnya menjadi proses tahapan observasi. Tahapan atau proses observasi tersebut meliputi pemilihan (selection), pengubahan (provocation), pencatatan (recording), dan pengkodean (encoding), rangkaian perilaku dan suasana (test of behavior setting), in situ, dan untuk tujuan empiris.

Jenis jenis observasi

Terdapat jenis observasi jika dilihat dari peranan observer, dibagi menjadi :

·         Observasi partisipan

        Yaitu bila pihak yang melakukan observasi (observer) turut serta atau berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang di observasi (observee). Observasi partisipan memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu kelebihannya observee bisa jadi tidak mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi, sehingga perilaku yang tampak adalah perilaku yang sewajarnya dan tidak dibuat-buat sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan. Kelemahnnya bertkaitan dengan ketidakcermatan dan ketelitian dalam pencatatan karena observer terlibat langsung dalam kegiatan observasi

·         Non partisipan

      Observer tidak bertindak secara langsung dalam observasi non partisipan ini. Kelebihan dari jenis ini adalah observer bisa melakukan pengamatan dan pencatatan secara detail dan cermat terhadap segala aktivitas yang dilakukan oleh observee. Kelemahannya, observee dapat mengetahui bahwa perilaku mereka sedang diamati, maka perilaku yang ditampakkan bisa jadi dibuat-buat.

·         Observasi kuasi-partisipan

    Observer terlibat pada sebagian kegiatan yang sedang dilakukan oleh observee,sementara pada sebagiam kegiatan lain observer tidak melibatkan dirinya. Dalam jenis ini merupakan jalan tengah agar dapat mengatasi kelemahan dari jenis observasi partisipan maupun non partisipan.

Lull (1982: 401) menyebutkan bahwa jenis observasi biasanya dibagi berdasarkan pada keterlibatan peneliti terdiri dari :

·         Participant observation

    Pada observasi partisipan, observer terlibat dengan situasi atau lingkungan dimana gejala terjadi. Jadi, tidak ada jarak antara observer dengan gejala yang diobservasi.

·         Non participant observation

    Observasi nonpartisipan, observer memperlakukan dan mempersiapkan dirinya sedemikian rupa sehingga dirinya benar-benar berada “di luar” atau tidak terlibat dalam situasi, lingkungan, dan gejala yang diamati.

Williems (1982: 137) dan Young (1975: 59) menyarankan pembagian observasi berdasarkan peneliti menstruktur observasi yaitu :

·         Observasi terstruktur (Controlled Observation)

   Observasi terstruktur (Controlled observation) adalah suatu observasi yang prosedur dan pelaksanannya sangat ketat dan biasanya dibantu dengan alat-alat yang peka, dan dalam lembar observasinya dipergunakan proses kontrol yang memungkinkan observasi untuk dilakukan kembali. Oleh karena itu lembar observasinya biasanya sangat terperinci dan rancangannya sangat kompleks. Selain itu, biasanya sebelum observasi sesungguhnya dilakukan, terlebih dahulu diadakan simulasi-simulasi.

·         Observasi tak berstruktur (Uncontrolled Observation)

     Observasi tidak terstruktur (Uncontrolled observation) diartikan sebagai suatu proses observasi yang dilakukan secara spontan terhadap suatu gejala tertentu tanpa mempergunakan alat-alat yang peka atau pengontrolan kembali atas ketajaman hasil observasi tadi. Lembar observasi sebagai pedoman pelaksanaan pun dibuat sangat sederhana, hanya berisi garis besar pedoman tanpa suatu rancangan yang kompleks.

Baskoro (2009) menyebutkan bahwa observasi secara umum terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :

·    Observasi systematic biasa disebut juga observasi terstruktur yaitu observasi yang memuat faktor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati. Menekankan pada segi frekuensi dan interval waktu tertentu (misalnya setiap 10 menit). Observasi sistematik, isi dan luasnya observasi lebih terbatas, disesuaikan dengan tujuan observasi, biasanya telah dirumuskan pada awal penyusunan rancangan observasi, dapat menggunakan one way screen, memungkinkan respon dan peristiwa yang diamati dapat dicatat secara lebih teliti, dan mungkin dikuantifikasikan.

·     Observasi unsystematic dilakukan tanpa adanya persiapan yang sistematisa tau terencana tentang apa yang akan diobservasi, karena peneliti tidak tahu secara pasti apa yang akan diamati. Pada observasi ini, observer membuat rancangan observasi namun tidak digunakan secara baku seperti dalam observasi sistematik, artinya observer dapat mengubah subjek observasi berdasarkan situasi lapangan.

·   Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan dengan cara mengendalikan unsur-unsur penting ke dalam situasi sedemikian rupa, untuk mengetahui apakah perilaku yang muncul benar-benar disebabkan oleh faktor yang telah dikendalikan sebelumnya. Karakter dari observasi eksperimental adalah subjek (observee) dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seragam atau berbeda. Situasi dibuat sedemikian rupa untuk memunculkan variasi perilaku; Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga observee tidak mengetahui maksud observasi.

·    Observasi natural, observasi yang dilakukan pada lingkungan alamiah subjek, tanpa adanya upaya untuk melakukan kontrol atau direncanakan manipulasi terhadap perilaku subjek. Karakter observasi natural observer mendapatkan data yang representatif dari perilaku yang terjadi secara alamiah, sehingga validitas eksternalnya baik. Dikatakan baik karena perilaku yang dimunculkan subyek tidak dibuat-buat atau terjadi secara alamiah; kurang dapat menjelaskan tentang hubungan sebab akibat dari perilaku yang muncul, bahkan bersifat spekulatif dari observer. Hal ini disebabkan munculnya perilaku hasil manipulasi atau kontrol yang dilakukan peneliti.

·      Observasi Partisipan. Orang yang mengadakan observasi turut ambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi. Umumnya observasi partisipan dilakukan untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Menyelidiki perilaku individu dalam situasi sosial seperti cara hidup, hubungan sosial dalam masyarakat, dan lain-lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam observasi ini adalah materi observasi disesuaikan dengan tujuan observasi;  waktu dan bentuk pencatatan dilakukan segera setelah kejadian dengan kata kunci; urutan secara kronologis secara sistematis; membina hubungan untuk mencegah kecurigaan, menggunakan pendekatan yang baik, dan menjaga situasi tetap wajar; kedalaman partisipasi tergantung pada tujuan dan situasi. Berdasarkan tingkat partisipasinya, kegiatan observasi dilakukan melalui partisipasi lengkap (penuh), anggota penuh, partisipasi fungsional, aktivitas tertentu bergabung, dan partisipasi sebagai pengamat. Sedangkan observasi non partisipan adalah metode observasi dimana observer tidak ambil bagian dalam peri kehidupan observee.

·     Observasi unobtrusive biasa disebut sebagai unobtrusive measures-unobtrusive methods non reactive methods merupakan observasi yang tidak mengubah perilaku natural subjek. Observasi jenis ini dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan alat ataupun menyembunyikan identitas sebagai observer. Contoh observasi unobtrusive methods adalah observasi yang dilakukan pada naskah, teks, tulisan, dan rekaman audio visual, materi budaya (objek fisik), jejak-jejak perilaku, arsip pekerjaan, pakaian atau benda lain di museum, isi dari bukubuku di perpustakaan, observasi sederhana, hardware techniques; kamera, video, dll, rekaman politik, dan demografi (Babbie, 1998: 308).

·         Observasi formal. Ciri dari observasi formal mempunyai sifat terstruktur yang tinggi, terkontrol dan biasanya untuk penelitian. Dalam observasi formal, definisi observasi ditetapkan secara hati-hati, data disusun sedemikain rupa, observer dilatih secara khusus, dan reliabilitas antar rater pun sangat dijaga. Pencatatan, analisis, dan interpretasi pada observasi formal menggunakan prosedur yang sophisticated. Observasi Informal memiliki sifat yang lebih longgar dalam hal kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk perencanaan pengajaran dan pelaksanaan program harian. Lebih mudah dan lebih berpeluang untuk digunakan pada berbagai keadaan. Observasi informal sering disebut juga naturalistic observation.

·      Observasi informal. Observasi ini mempunyai sifat ynag lebih longgar dalam hal control, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk perencaan pengajaran dan pelaksanaan program harian. Lebih mudah dan lebih berpeluang untuk digunakan pada berbagai keadaan. Observasi informal sering disebut juga dengan naturalistic observation.

            Pada beberapa pengamatan juga dikenalkan kombinasi dari peran observer, yaitu pengamat sebagai partisipan (observer as participant), partisipan sebagai pengamat (participant as observation).

            Observasi menurut situasinya dibagi menjadi free situation yaitu observasi yang dilakukan dalam situasi bebas, observasi dilakukan tanpa adanya hal-hal atau faktor yang membatasi; manipulated situation yaitu observasi yang dilakukan pada situasi yang dimanipulasi sedemikian rupa. Observer dapat mengendalikan dan mengontrol situasi; partially controlled situation yaitu observasi yang dilakukan pada dua situasi atau keadaan free situation dan situasi manipulatif. Menurut sifat observasi, terdiri dari observasi stematis yaitu observasi yang dilakukan menurut struktur yang berisikan faktor-faktor yang telah diatur berdasarkan kategori, masalah yang hendak diobservasi; dan observasi non sistematis yaitu observasi yang dilakukan tanpa struktur atau rencana terlebih dahulu, dengan demikian observer dapat menangkap apa saja yang dapat ditangkap (Baskoro, 2009).

Alat-alat pencatat  pada Observasi

§  Anecdotal Records: merupakan cara untuk melengkapi observasi, dalam mengadakan observasi pengamat dapat melakukan pencatatan tentang kejadian yang berlaku dengan suatu kasus atau individu.

§  Check List: adalah suatu daftar pengamatan, dimana observer tinggal memberikan tanda check atau tanda-tanda lain terhadap ada tidaknya aspek-aspek yang di amati.

§  Rating Scale: adalah alat pengumpul data yang dipergunakan dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi.

§  Mechanical Deviaces (pencatatan dengan alat): dengan kemajuan tehnologi, memungkinkan observer menggunakan alat-alat yang lebih sempurna untuk mengadakan observasi, misalnya dengan alat potret, tape recorder dan lain-lain.


Daftar Pustaka

    Hasanah, Hasyim. 2016. Teknik-Teknik Observasi. Jurnal at-Taqaddum, Vol. 8, No, 1.

    Ni’matuzahroh & Susanti Prasetyaningrum. 2018. Observasi: Teori dan Aplikasi dalam

    Psikologi.Malang: UMMPress.

Gambar

https://serupa.id/wp-content/uploads/2020/07/menulis-teks-laporan-hasil-observasi-pengertian-ciri-tujuan-kaidah-kalimat-efektif-langkah-menulis-kata-baku.jpg

Post a Comment for "Psikodiagnostik: Observasi (Jenis Observasi)"